Saturday, January 1, 2011

Metode Pemakaian Campuran Semen

SEMEN merupakan material utama untuk membangun sebuah bangunan. Fungsinya tidak lain sebagai bahan pengikat campuran, mulai dari campuran beton, plesteran/acian dinding, sampai campuran untuk memasang bata/batako. Dengan ragam fungsinya ini maka pemakaiannya harus diperhatikan. Jika tidak, hasil akhir aplikasi semen menjadi tidak sempurna. Dinding bisa menjadi retak atau aciannya mengelupas. Bila sudah ada kerusakan seperti ini, lantas orang-orang menyalahkan kualitas semen yang dipakai. Padahal bila ditilik,
keretakan dinding atau kerusakan lainnya itu bersumber pada cara pengaplikasian semen yang salah. Kesalahan pengaplikasian semen memang kerap terjadi.

Berikut ini, petunjuk dalam pemakaian campuran semen yang paling banyak dilakukan orang.


TAKARAN HARUS SESUAI DENGAN PERUNTUKANNYA
Bila semen akan digunakan sebagai bahan mortar untuk plesteran, acian, maupun adukan beton, masing-masing campuran memiliki takaran agar membentuk campuran yang ideal. Namun yang terjadi di lapangan, seringkali tukang mencampurkan semen dengan takaran yang tidak sesuai dengan standar pemakaian.
Sebagai contoh, takaran semen untuk plesteran dinding menurut aturannya adalah 1:5. Yang artinya, 1 takaran semen dicampur dengan 5 takaran pasir. Namun dengan bersembunyi dibalik alasan penghematan, seringkali tukang mencampurkan dengan perbandungan 1 : 8 atau 1 : 10


PEMAKAIAN AIR JANGAN BERLEBIHAN
Adukan tidak bisa merekat bila tidak ditambahkan air. Air berfungsi untuk mengikat semen dengan pasir atau batu kerikil. Jika air yang dicampurkan terlalu banyak maka campuran akan menjadi encer. Demikian juga jika airnya terlalu sedikit maka campurannya akan menjadi kental. Permasalahan yang terjadi adalah tukang menuangkan air terlalu banyak ke dalam adukan, baik untuk plesteran maupun beton. Akibatnya, ketika dinding diplester dengan adukan maka akan banyak adukan yang terbuang ke bawah karena adukan tidak bisa melekat dengan baik ke dinding. Untuk campuran beton, pemakaian air harus ditentukan dari kualitas/mutu beton yang ingin dicapai. Kuantitas air harus dihitung dari perbandingan antara berat
air dan berat semen atau dikenal dengan istilah Faktor Air Semen (FAS). Komposisi air dan semen yang ideal jika FAS berkisar antara 0,4–0,6. Semakin tinggi nilai FAS maka adukan beton semakin encer. Umumnya untuk mendapatkan kualitas beton yang tinggi, nilai FAS-nya rendah.


MATERIAL CAMPURANNYA HARUS DALAM KONDISI BAIK
Untuk membuat campuran plesteran dinding dibutuhkan material lain yaitu pasir. Permasalahan yang terjadi, pasir yang digunakan seringkali tidak “sehat”. Pasirnya mengandung lumpur, tanah liat, atau garam. Pasir yang tidak sehat menyebabkan semen tidak bisa menyatu dengan pasir. Tak hanya mencampurnya dengan
pasir berkualitas buruk, semen terkadang dicampur dengan batu kapur. Tujuannya untuk mengurangi pemakaian semen. Padahal hal ini justru bisa merusak hasil akhir aplikasi semen.


CAMPURANNYA HARUS HOMOGEN
Dalam membuat campuran, semen diaduk terlebih dahulu dengan pasir atau batu kerikil sebelum dituang air.Permasalahan yang terjadi, sebelum pasir atau batu kerikil tercampur semen dengan merata, air sudah dituang terlebih dahulu. Alasannya untuk menghemat waktu. Akibatnya, ketika campuran tersebut
diaplikasikan, ada beberapa bagian yang mudah terlepas karena komposisi semen sebagai perekat tidak merata.


WAKTU PENGAPLIKASIKANNYA HARUS TEPAT
Campuran acian seringkali diaplikasikan sebelum permukaan plesteran mengering. Akibatnya, campuran acian tidak bisa menempel sempurna pada permukaan plesteran. Selain itu, ketika diaplikasikan ke permukaan plesteran, campuran acian ini banyak yang rontok.


TEMPAT PENYIMPANAN SEMEN HARUS DIPASTIKAN KELEMBABANNYA

Meski kesalahan ini bukan terjadi pada saat mengaplikasikan semen, kesalahan ini akan menyebabkan sulitnya pengaplikasian semen. Kesalahan yang kerap terjadi adalah semen disimpan di tempat yang lembap.
Akibatnya, uap air meresap ke dalam semen yang ujung-ujungnya semen bisa mengeras.

No comments:

Post a Comment

Sebarkan ke Facebook

Google Followers

Seputar Teknologi Konstruksi

TOP RANK

  • Inhibitor - *Inhibitor* merupakan zat yang menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia. Sifat inhibitor berlawanan dengan katalis, yang mempercepat laju reaksi. *Inh...
    11 years ago